Minggu, 24 Januari 2010

Kesaksian:Penyertaan Tuhan dalam kesesakan

Shalom...

Ini pertama kalinya saya buat renungan. Karena beberapa alasan saya belum dapat memperkenalkan diri. Saat ini saya hanya ingin berbagi kesaksian. Pada tahun 2009 lalu pada bulan Oktober saya mengalami pembelaan Tuhan yang ingin saya bagi untuk semua.

Waktu itu seperti biasa saya mengikuti persekutuan doa bersama teman-teman gereja saya. Pada saat firman Tuhan ada telepon dari papa yang baru datang dari tugas dinas keluar kota. Dia meminta kunci rumah pada saya lalu saya jawab kunci rumah ada pada mama yang kebetulan pada saat itu juga mengikuti ibadah. Kemudian papa meminta saya untuk mengambil kunci pada mama saya. Tapi saya tak ingin meninggalkan ibadah karena saya pikir itu sungguh tak sopan untuk Tuhan. Kemudian papa menelepon untuk kedua kalinya namun saya ingin menunggu sampai ibadah selesai dulu baru mengambil kunci pada mama.

Ketiga kalinya papa menelepon saya tetap bersikeras untuk menyelesaikan ibadah. Namun papa naik pitam dan berkata bahwa saya tak perlu lagi untuk kembali lagi ke rumah. Pada saat ia berkata begitu, hati saya menjadi gentar dan takut. Saya berusaha untuk tenang namun tak bisa. Akhirnya saya ceritakan pada semua teman-teman saat itu dan mereka pun mendoakan saya. Selesai ibadah saya menjemput mama lalu pulang ke rumah. Baru sampai di rumah tiba-tiba ada telepon dari teman papa bahwa papa kena serangan jantung dan masuk RS. Lalu kami menunggu jemputan dari teman papa dan menuju RS.

Sesampainya di RS, teman-teman papa mengatakan bahwa saya tidak menyayangi papa karena saya lebih memilih ibadah daripada papa. Ketika saya bertemu papa, dia terlihat kecewa dan marah pada saya dari sorot matanya. Selama 2 hari di RS papa tak pernah berbicara dengan saya. Barulah pada hari ketiga ia berbicara dengan saya dan meminta untuk dipijat. Selama seminggu di RS akhirnya dokter mengijinkan untuk pulang. Setelah seminggu di rumah saya meminta izin untuk pergi beribadah. Namun pada saat itu papa langsung marah dan menumpahkan kekecewaannya atas sikap saya. Secara acuh tak acuh papa membiarkan saya pergi ibadah.

Semenjak saat itu papa tak pernah lagi berbicara dengan saya. Namun pada bulan november Tuhan menunjukkan pembelaan terhadap saya. Pada saat itu papa menyuruh saya membuat campuran semen. Saat itu saya ingin menguji apakah papa masih marah atau tidak. Dengan gaya sombong saya menyuruh papa untuk menambah semen. Kemudian dengan sedikit tertawa papa mengatakan kalau saya sombong. Puji Tuhan sejak saat itu hubungan papa dan saya membaik bahkan lebih dekat lagi daripada yang dulu.

Dan yang lebih mengejutkan lagi papa yang selama ini tak pernah pergi gereja kecuali ditemani mama( itu pun hanya beberapa kali) pada tahun 2010 ini mulai pergi ke gereja dengan keinginannya sendiri tanpa perlu ditemani. Sungguh saya merasa bersyukur pada Tuhan atas perubahan yang mulai Ia kerjakan dalam hidup saya. Meskipun berada di padang gurun masalah, namun Ia sanggup membuat mata air yang jernih bagi saya. Karena itu saya ingin berkata jangan pernah sekalipun kita menempatkan Tuhan sebagai nomor 2 atau terakhir dalam hidup kita. Andalkan Dia selalu dalam hidup kita baik dalam suka maupun duka karena hanya Dialah kepastian dalam hidup ini. Jangan pernah lari kepada yang lain ketika menghadapi masalah, datang saja pada Yesus maka Ia akan memulihkan hidup kita.

Kalau Ia dapat memulihkan hidup saya, Ia pasti dapat memulihkan saudara asal mau membuka hati pada Dia.

Yeremia 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!

Mazmur 91:14-15 "Sungguh hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab Ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.

Tuhan Yesus memberkati kita sekalian (^_^)

BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY

1 komentar:

  1. Sdr Indah yang dikasihi Tuhan,
    Langkah yang Anda ambil kurang bijaksana, dan tidak menjadi kesaksian yang baik bagi papa Anda dan teman-temannya. Papa Anda khan baru pulang dari luar kota dan tentu masih sangat lelah dan dia ingin segera masuk rumah, tetapi Anda malah berkeras menyelesaikan ibadah dulu dan membiarkan papa Anda menunggu di luar rumah. Bagaimana jika Anda yang mengalami seperti papa Anda? Kisah seorang yang dirampok para penyamun dalam Luk. 25-37, adalah contoh yang konkrit buat Anda. Dalam kisah tersebut, dua orang yang bahkan melebihi aktifis gereja (karena mereka adalah Imam dan Orang Lewi), tidak sedikitpun tergerak untuk menolong orang yang terluka tersebut hanya karena alasan IBADAH. Mudah-mudahan masukan ini berguna bagi Anda sehingga bisa menjadi orang yang lebih bijaksana di hari-hari ke depan dan menjadi berkat bagi orang tua dan orang lain. Tuhan memberkatimu.

    BalasHapus