Rabu, 03 Februari 2010

Kesaksian Seorang Mantan Perokok

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus Yesus, Syalom, nama saya Yogi, saya dulunya adalah seorang perokok. Bukannya mau menyombongkan diri atau apa, saya mulai merokok sejak umur 4 tahun. Entah apa yang merasuki hati dan pikiran saya, sehingga saya menganggap bahwa dengan merokok, saya menjadi seperti orang dewasa, orang yang bangga akan diri saya sendiri (apa yang saya banggakan dalam hal ini saya tidak tahu, hanya perasaan saja). Saya lahir di keluarga non Kristen dan kami adalah orang-orang yang suka menyembah berhala. Sudah tradisi, begitu.

Kebiasaan saat kecil saya tidak terbawa ketika saya mulai bersekolah, karena teman-teman sekolah saya tidak merokok. Pergaulan memang ada pengaruh dalam hidup seseorang. Jika anda sering bergaul dengan para perokok, maka anda akan ikut terseret kedalamnya, dan cenderung untuk ikut-ikutan merokok. Demikian juga dengan alkohol, drugs, berjudi, main game, ngerumpi. Alkitab katakan: pergaulan yang buruk menghilangkan kebiasaan yang baik.

Ketika saya mulai kuliah, berteman dengan orang-orang yang mulai merasa dewasa, saya pun ingin seperti mereka, dengan mengikuti gaya hidup orang dewasa, yaitu merokok. Saat itu saya merasa masa bodoh dengan peringatan-peringatan yang ada tentang bahayanya merokok. rokok itu bukan dosa, pikir saya. Semua teman-teman saya juga melakukannya kok. Apalagi kalau sedang stress menghadapi ujian, bukannya datang kepada Yesus, malah saya datang kepada rokok.

Ada yang aneh ketika saya mulai merokok. saya sadar bahwa ketika saya mulai merokok, bicara saya lebih lancar. Saya termasuk orang yang pendiam, dan kalau berbicara hanya seperlunya saja. Tetapi, ketika merokok, semuanya menjadi berbeda. hanya saja, apa yang saya katakan, isinya omong kosong semua. Cacian, ejekan, membanggakan diri, mengutuk orang, dll. Pernahkah anda melihat seorang pendeta yang berkotbah sambil merokok? Pernahkah anda memperhatikan apa sih isi perkataan seorang perokok?

Setan paling demen sama wilayah abu-abu. walaupun sebenarnya cuma ada hitam dan putih, terang dan gelap. Tidak ada wilayah remang-remang. Setan mungkin tidak dapat membujuk anda untuk bunuh diri, atau mencari kenikmatan lewat drugs, maka setan menawarkan rokok, barang beracun yang kurang mematikan (secara perlahan-lahan tapi pasti). Setan mungkin tidak dapat membujuk anda untuk membunuh sesama anda atau pun meracuni orang lain seperti isteri dan anak anda, tapi setan bisa membuat anda merokok, yang secara tidak disadari anda sudah menjadi sumber bibit penyakit bagi orang terdekat anda. Sekali tepuk dua lalat, tiga lalat, empat lalat... dst.

Sekarang saya sadar, bahwa rokok samasekali tidak memberi faedah yang berarti terhadap hidup saya. Rokok itu bukan makanan, bukan sesuatu kebutuhan pokok, buat apa saya harus mengkonsumsinya. Banyak para dukun menggunakan asap rokok sebagai media untuk berhubungan dengan roh jahat. Apakah rokok bisa membuat saya lebih dekat dengan Tuhan Yesus? tidak, justru sebaliknya. Bahkan Roh Kudus akan undur jika orang merokok. Manusia tanpa Roh Kudus adalah makanan empuk buat setan. Tuhan sudah berkata bahwa seumur hidupnya, ular (setan) akan makan debu tanah (manusia). Tanpa Roh Kudus, kita tidak ada apa-
apanya. Jangan anggap sepele masalah ini. Buat para perokok, saya sarankan, bertobatlah sebelum terlambat.

Saya berdoa bagi orang yang ingin bebas dari kebiasaan buruk ini, semoga Tuhan Yesus mau mengampuni dan mencurahkan DarahNya yang mahal untuk menyucikan tubuh kita dan bebaskan jiwa dan roh kita dari ikatan roh jahat dari keinginan untuk merokok. Dalam nama Yesus, Tuhan dan Juruselamat saya berdoa. Amien!

Tuhan Yesus memberkati.

BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar