Jumat, 13 November 2009

PITA KUNING

Seorang pria asal White Oak, Georgia, Amerika menyia-nyiakan kebaikan istrinya yang cantik. Dia sering pulang dini hari dalam keadaan mabuk, kemudian tanpa segan memukuli istri serta anak-anaknya. Suatu malam ia memutuskan untuk pergi ke NewYork dengan berbekalkan uang yang dicurinya dari tabungan istrinya.

Di New York, pria itu mencoba berbisnis bersama beberapa orang temannya. Sambil berbisnis ia menikmati seks bebas, judi, mabuk-mabukan. Bulan serta tahun berlalu dan dia sama sekali tidak memberi kabar tentang keberadaannya kepada keluarga yang ditinggalkannya secara diam-diam. Seiring dengan berjalannya waktu ia bangkrut, bahkan terlibat hutang dan melakukan penipuan dengan menulis cek palsu. Ia tertangkap dan dijerat hukuman penjara selama tiga tahun. Menjelang akhir masa tahanan, ia mulai merindukan istri dan anak-anaknya. Ia mengumpulkan keberaniannya dan menulis sepucuk surat kepada istrinya. Didalam surat itu ia menceritakan penyesalan dan kerinduannya untuk membina keluarga yang harmonis. "Sayang, engkau tidak perlu menungguku. Namun jika engkau masih mau aku kembali, ikatkanlah sehelai pita kuning pada pohon ek yang ada di pusat kota. Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku tidak akan turun dari bis dan akan terus ke Miami. Aku berjanji tidak akan menganggu kehidupanmu dan anak-anak . . .," itulah sekelumit isi suratnya.

Setelah dibebaskan, pria itu menaiki bis dengan tujuan kembali ke kampung halamannya. Ia tidak tahu apakah istrinya sudah menerima suratnya dan mau mengampuninya. Di dalam bis ia bercerita tentang hidupnya dan permohonan maafnya kepada istrinya kepada supir bis dan didengar oleh beberapa orang penumpang. Kemudian ia meminta tolong supir bis untuk menjalankan bisnya secara perlahan-lahan saat mereka memasuki kota White Oak, "Tolong Pak, saat melewati pusat kota berjalanlah perlahan . . . Kita sama-sama melihat apa yang akan terjadi," katanya memohon. Saat bis memasuki kota White Oak, detak jantung pria itu berdebar sangat kencang, tubuhnya basah oleh keringat. Di tengah-tengah keadaan yang menegangkan itu, tiba-tiba air matanya menetes tanpa henti saat melihat ratusan pita kuning bergantungan di sebuah pohon Ek. "Wow . . . seluruh pohon dipenuhi pita kuning," sorak penumpang ikut-ikutan tegang di dalam bis tersebut. Akhirnya semua penumpang bis sepakat mengantar pria yang disambut oleh kehangatan cinta istri dan anak-anaknya. Saking terharunya, si sopir bis menelepon surat kabar New York Post untuk menceritakan kisah indah tersebut. Yang tak kalah menariknya, saat itu seorang penulis lagu berada dalam bis itu. Kisah nyata itu kemudian menginspirasinya untuk menulis sebuah lagu. Pebruari 1973, lagu berjudul " Tie a Yellow Ribbon Around the old Oak Tree " ini dirilis dan langsung menjadi hits.

Saat ini, Siapakah orang yang Roh Kudus ingatkan pernah membuat kesalahan yang begitu menyakitkan kepada Anda? Mari selesaikan . . . hubungi lewat telpon atau buat janji ketemu bila perlu, dan berilah pengampunan yang setulus-tulusnya. Kesabaran, penerimaan dan pengampunan adalah bagian dari kasih. Kasih yang nyata membawa dampak yang luar biasa. Biarlah kita hidup saling menerima dan mengampuni. Tuhan Yesus memberkati.

sUMBER http://www.facebook.com/l/fca4a;:theworldcare.com

Jemaat Blessing Family Centre Ministry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar