Kamis, 18 Maret 2010

TANGAN KUAT YANG MEMEGANGKU

Jatuh bangun dalam dunia usaha adalah biasa. Jatuh bangun dalam kehidupan adalah juga hal yang biasa. Yang tidak biasa adalah apabila jatuh namun tidak bangun lagi alias patah semangat dan putus asa. Dalam menghadapi kehidupan, ada begitu banyak orang menghadapi kegagalan demi kegagalan dan diantaranya ada mengalami putus asa yang berakhir dengan bunuh diri. Tak bisa dipungkiri, bahwa fenomena ini sudah menjadi trend hidup di kota-kota besar yang mungkin kebanyakan meniru gaya hidup budaya orang Jepang yaitu harakiri.

Di dalam kitab Injil dapat kita lihat contoh orang yang putus asa karena masalah yang dibuatnya sendiri. Yudas Iskariot merupakan orang yang stres dan tidak memiliki pegangan hidup lagi. Dia yang tadinya kelihatan setia mengiring Yesus dan menjadi orang terdekatNya melepaskan pegangannya dan berlaku tidak setia kepada Yesus Kristus. Dia merasa bahwa Yesus tidak ada apa-apanya dan dia menganggap bahwa Yesus adalah manusia biasa sehingga tega menjual Yesus kepada Imam Kepala. Yudas menyesal karena akibat perbuatannya Yesus harus mati.(Matius 27:3). Yudas stres, kalap, tidak punya pegangan lagi dan tidak tahu harus berbuat apa. Orang Farisi dan Imam Kepala yang dianggapnya teman dan tahu kondisi yang sebenarnya, hanya dapat mencemooh kebodohannya. Kita dapat melihat bahwa pada akhirnya Yudas Iskariot bunuh diri dengan cara menyedihkan.(Kisah 1:18) karena dia yang memegang tangan Yesus dan kini telah melepaskan pegangan tangannya.

Stres dan tidak memiliki pegangan hidup adalah alasan utama mengapa banyak orang melakukan bunuh diri dengan mengakhiri hidup sendiri, termasuk Yudas Iskariot. Sungguh malang hidup orang yang bunuh diri, masalah diselesaikan dengan menyisakan sejumlah masalah karena polisi dan pihak-pihak terkait harus melakukan serangkaian penyidikan guna mengungkap alasan bunuh diri. Putus asa sampai mengakhiri hidup merupakan perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Ada begitu banyak orang berusaha untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Ada begitu banyak anak Tuhan melepaskan pegangannya, karena menganggap bahwa dengan kekuatan sendiri, dengan kepintaran yang dimiliki, dengan pengalaman segudang, dengan keahlian yang dimiliki, dengan kekayaan yang ada dan lain sebagainya, dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ada begitu banyak umat Tuhan berusaha memegang tangan Tuhan dengan caranya sendiri, menganggap bahwa tangannya akan dapat dengan kokoh dan kuat memegang tanganNya. Nyatanya, pegangannya terlepas dan terjatuh hingga terhempas serta hancur berantakan. Kita lupa bahwa tangan kita yang kecil dan lemah tidak kuat memegang tangan Tuhan yang besar dan kokoh. Kita lupa bahwa tenaga yang dimiliki tidaklah sekuat tangan Tuhan dan membiarkan diri kita bergelantungan di tangan Tuhan dengan sekuat tenaga.Hal ini menyebabkan kita menjadi lemah, letih dan tak kuat memegang-Nya. Itulah sebabnya pemazmur yang mengetahui rahasia hidup bersama Tuhan berkata: "Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku". (Mzm 73:23 ). Pemazmur merasa bahwa apabila tangannya yang memegang tangan Tuhan, maka dia tidak akan mampu. Tetapi dengan membiarkan Tuhan memegang tangan kita, maka segala permasalahan, segala persoalan hidup, segala cobaan dan segala hal yang membuat kita dapat terjatuh tidak akan dapat terjadi, karena tangan Tuhan begitu kuat menggenggam tangan kita. Biarkanlah tangan Tuhan yang kuat memegang tangan kita dan biarkan hidup kita tetap dalam genggamanNya, karena dengan demikian kita tidak akan pernah jatuh terjerembab, kita tidak akan pernah putus asa dan stres. TANGAN KUAT YANG MEMEGANGKU. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar