Selasa, 26 Januari 2010

ILMU PADI"(Renungan Umum)

Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak (Daniel 4:37)



Bacaan: Daniel 4:1-37
Setahun: 1 Tawarikh 12-14

Ketika kompetisi Liga Jerman musim 2007-2008 bergulir, Luca Toni dan Miroslav Klose—dua pemain yang baru bergabung dengan Bayern Munich saat itu—menjadi bahan pemberitaan hangat. Bukan saja keterampilan mereka dalam mengolah bola, melainkan juga kepaduan mereka bekerja sama dalam menciptakan gol demi gol. Karena prestasi mengagumkan itu, mereka dijuluki pasangan maut. Bahkan Otmar Hitzfeld, sang pelatih, menyebut kedua pesebak bola itu sebagai "Hadiah dari Tuhan bagi Munich ".

Namun di tengah banjir pujian tersebut, Klose tetap rendah hati. Keberhasilan yang ia raih tidak membuatnya menepuk dada. "Yang terbaik adalah tidak terlalu banyak membicarakan bagaimana baiknya kondisi saya dan Toni saat ini. Justru yang harus dikritisi dari kami adalah, kami belum memanfaatkan semua peluang yang kami miliki." Begitu tanggapan Klose terhadap semua pujian itu.

Lawan rendah hati adalah tinggi hati atau sombong. Jika rendah hati merupakan awal kehormatan, maka tinggi hati merupakan awal kehancuran. Kisah Raja Nebukadnezar menjadi cermin dan mengingatkan kita bahwa Allah tidak berkenan kepada orang yang congkak. Sehebat apa pun prestasi yang kita capai, prestasi itu pasti akan berkurang nilainya ketika kita menjadi sombong karenanya. Kesombongan tidak akan menaikkan derajat kita di mata orang lain, sebaliknya malah akan merendahkan diri kita sendiri. Seperti dikatakan oleh penulis Amsal, "Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian" (Amsal 29:23). Jadi, betapa indahnya bila kita mempelajari dan menjalankan "ilmu padi"; semakin berisi, semakin merunduklah ia.

BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar