Kamis, 21 Januari 2010

MEWASPADAI DOSA TERAKHIR

MEWASPADAI DOSA TERAKHIR
Berkatalah Daud kepada Allah: "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini"
(1 Tawarikh 21:8)

Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus "menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani" (2 Korintus 7:1). Meskipun menurut orang-orang yang berada di sekeliling kita, kita sepertinya menjalani hidup yang bersih dan bermoral, tetapi di dalam roh, kita barangkali masih memiliki sikap yang membuat Tuhan berduka. Karena dosa rohani tidak tampak oleh mata, tetapi tersembunyi di dalam hati, maka kita cenderung mengabaikannya sampai dosa tersebut menimbulkan kejahatan nyata yang mengungkapkan keberadaannya.
Kehidupan Raja Daud menggambarkan kedua aspek dosa ini. Nafsunya terhadap Batsyeba membuatnya melakukan perzinaan dan pembunuhan (2 Samuel 11,12; Mazmur 32:5), sehingga menyebabkan penderitaan yang hebat bagi hidupnya sendiri serta celaan terhadap bangsa Israel. Kemudian, di usia senjanya, ia takluk kepada godaan Setan untuk mengadakan sensus (1 Tawarikh 21:1-6). Tindakan yang tampaknya tidak mengandung dosa apa pun ini ternyata telah membuat Allah berduka (ayat 7,8) karena Daud menyombongkan kekuatan militernya. Ia jelas-jelas telah menyeleweng dari ketaatan total kepada Allah, yang secara ajaib sudah kerap kali menyelamatkan dirinya, untuk kemudian memercayai kekuasaan dan kekuatan dirinya sendiri.
Dari luar, mungkin bagi orang lain sepertinya kita memenangkan peperangan melawan dosa. Namun, kita harus senantiasa waspada terhadap dosa roh, khususnya kesombongan. Dosa ini bisa menyebabkan kita tersandung dan jatuh, bahkan di akhir perjalanan hidup - DJ

KESOMBONGAN DAN NAFSU ADALAH BATU TERSEMBUNYI
YANG MEMBUAT BANYAK ORANG TERSANDUNG

BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar